Monday, December 21, 2009
Tragedi Disember
Tuesday, December 15, 2009
oh dunia ini...
Sebaris lagu aishah yg telah diubahsuai...
Friday, December 11, 2009
Tak termampu aku....
Monday, December 7, 2009
Pantun pesanan...
Pandai sungguh tuan berpesan
Berpesan dengan ajaran Islam
Semoga nasihat memberi kesan
Timbul cahata hilanglah kelam
Buah remenia bawa ke huma
Untuk dimakan sambil menjerat
Hidup di dunia tidaklah lama
Patut amalkan bekal akhirat
Dari Jawa ke Bangkahulu
Membeli keris di Inderagiri
Kawan ketawa ramai selalu
Kawan menangis seorang diri
Daun terap di atas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Perbuatan haram jangan dicuba
Dayung perahu tuju haluan
Membawa rokok bersama rempah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pokok tidak berbuah
Di sebalik senyuman...
Dari Jabir ra., ia berkata, "Sejak aku masuk
Islam, Rasulullah saw tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau tidak
melihatku kecuali beliau pasti tersenyum kepadaku." (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak salah memang jika Aisya ra. menggambarkan bahwa akhlak Nabi Muhammad
saw adalah Al Quran. Bahkan dengan perlakuan kasar dari orang-orang
yang hendak ia selamatkan dari murka Allah swt pun beliau senantiasa
menunjukkan kesabaran dan keikhlasannya, dengan senyum yang senantiasa
menghiasai bibirnya yang selalu terisi oleh kata-kata mulia.
Ketika Aisyah RA ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad saw, ia menjawab: “Akhlaknya adalah Al Quran.” (HR,.Ahmad dan Muslim)
Marilah
sejenak kita perhatikan kisah berikut yang menunjukkan betapa Nabi
Muhammad saw tak pernah lelah atau pun enggan untuk tersenyum.
Anas bin Malik bertutur: “Suatu
hari aku berjalan bersama Rasulullah saw, saat itu beliau memakai
selimut dari daerah Najran yang ujungnya sangat kasar. Tiba-tiba ia
ditemui seorang Arab dusun. Tanpa basa basi, laki-laki dusun itu
langsung menarik selimut kasar Rasulullah saw itu keras-keras sehingga
aku melihat bekas merah di pundak Rasulullah saw.
Laki-laki
dusun tersebut berkata, ‘Suruh orang-orangmu untuk memberikan harta
Allah kepadaku yang kau miliki sekarang.’ Rasulullah saw lalu berpaling
kepada laki-laki tadi. Sambil tersenyum, beliau bersabda, ‘Berilah
laki-laki ini makanan apa saja’.” (HR Bukhari)
Lihatlah
betapa Nabi Muhammad senantiasa menebarkan senyumnya dalam setiap
perjalanan dakwah beliau. Dan dengan senyum itulah, tak terhitung sudah
hati yang tersentuh olehnya. Tak terhitung sudah kesombongan yang telah
luluh karenanya. Tak terhitung sudah jiwa yang senantiasa merindukannya.
Dengan
senyum hangatnya itulah Nabi Muhammad saw telah banyak menyentuh hati
para sahabat, isteri-isteri, dan para pengikutnya. Dan dengan senyum
itu pulalah dakwah beliau terus merangsek ke setiap jengkal bumi Allah
swt.
Bahkan mengenai senyum ini Nabi Muhammad saw telah bersabda, "Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah." Hadits Riwayat At Tirmidzi dalam sahihnya.
Demikian
Nabi Muhammad saw telah menggambarkan kepada kita mengenai arti
pentingnya senyum dalam kehidupan manusia. Dan sebagai umatnya, kenapa
kita tidak berusaha untuk mengikuti jejak beliau yang satu ini?
Menjalani kehidupan ini dengan selalu tersenyum. Dan berjuang dalam
dakwah Islam inipun tanpa melupakan senyum.
Hiasi perjuangan
dakwah Islam kita dengan senyum yang hangat, karena senyum itulah yang
pertama kali akan menyentuh hati saudara-saudara kita. Hilangkan
kekarasan dan wajah masam dari dakwah kita yang justru akhirnya akan
membuat mereka lari dari ajakan kita, dan bahkan membenci kita.
Mari, kita menjaring umat dengan senyum yang senantiasa tersemat!
“Dan sesunguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al Qalam: 4)
Wallahua’lam
Thursday, December 3, 2009
Kau yang Esa....
Mencari Cinta
Di dalam sujudku asyik menyanjung
Umpama pengembara di malam gelita
Kandil cintaNya menerangi jiwa
Sekian lama terbiar
Dalam belantara hidup nan liar
Di bukit ku tersepit di lembah terhina
Hidup yang perit mengajarku mencari cinta
Oh! Kusangka teguh
Kiranya masih rapuh
Kusangka mudah namun amat payah
Kusedar semua pasti ada akhirnya
Moga akhirku diselimut cinta
Cinta agung-Nya
Sekian lama diri terbiar kehidupan terabai
Ooh! Akhirnya aku temui kedamaian abadi
Cinta agung-Nya
Sekian lama diri terbiar kehidupan terabai
Ooh! Akhirnya aku temui kedamaian abadi
Wednesday, December 2, 2009
MAAF.....
Maafkan Daku
Album: Hijaujika lama kau diam
tak terucapkan kata
habiskan waktu
esok haruskah diam
seharusnya kau bicara
tak ada kata terlepas
hari terus berganti
hari takkan ada lagi
biarkan ini
walau hanya menangis
saat salah kuucap
kata yang membuat kau terluka hati
maafkan aku selama ini
dan haruskah ku menangis
di hadapanmu, di pelukanmu
haruskah ku pergi jauh
tinggalkan dirimu
maafkan aku,
walau tiada maaf untukku